BISIP Tangkap Rekomendasi Nusagri untuk Tanam Bawang Merah Ramah Lingkungan dengan Feromon Exi
Bogor (21/2) – Pemantauan dan verifikasi adalah ruang pelayanan yang dilakukan BISIP dalam pelaksanaan fungsi pemanfaatan dan pengendalian (Pasal 157 huruf (d)) dan sekaligus juga pelaksanaan pendampingan dan konsultasi pemanfaatan (Pasal 157 huruf (e)) sebagaimana ditetapkan dalam Permentan 13/2023. Diskusi dalam pemantauan ini bermanfaat untuk dapat diketahui kendala. permasalahan, dan saran serta masukan dari produsen atas produk yang merupakan Aset Tak Berwujud (ATB) menjadi produk, dalam hal ini produk berupa pengendali hama tanaman bawang merah bermerek Feromon Exi.
Sachet hijau ini per bungkusnya mampu ini memancing hama ulat bawang merah di pertanaman hamparan dan dipastikan lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida yang harus disemprot minimal 2 hari sekali. Produk ini dipastikan ramah lingkungan dan bahkan sesuai untuk pasar eksport bawang merah ke Jepang, ungkap Nursyamsu Mahyudin. Direktur PT. Nusagri ini mengungkapkan bahwa dengan menggunakan Feromon Exi, maka dipastikan pertanaman bawangnya adalah ramah lingkungan dan bahkan mampu menekan biaya produksi untuk pengeluaran pestisida, ungkapnya.
Posisi harga bawang merah yang selalu menimbulkan inflasi bisa jadi menurutnya dapat dikendalikan dengan melakukan eksport kepada pasar luar negeri, seperti yang Ia lakukan bawangnya dieksport ke Jepang sesuai dengan standar pasar konsumen Jepang karena ditanam tanpa pestisida. Tentunya pengalihan penggunaan pestisida juga akan menekan biaya produksi pertanaman bawang, ungkapnya lagi.
Kepala BISIP, menangkap bahwa informasi ini berharga untuk Satuan Kerja pemilik ATB juga untuk pengampu komoditas bawang merah, yaitu Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Sayuran untuk dapat disusun SOP Pertanaman Bawang Merah Ramah Lingkungan dengan menggunakan hormon sebagai pengendali hamanya. Dan bahkan bisa saja disusun standar rekomendasinya sesuai dengan luasan areal pertanamannya, ungkap Nuning lagi. Menggali potensi kebutuhan standar ditingkat produsen ini penting, dalam potensi mendorong penerap standarnya sekaligus juga memacu pertanaman yang ramah lingkungan. Dalam posisi CV. Nusagri telah 7 tahun melisensi Feromon Exi, disampaikan bahwa Feromon Exi adalah produk pioneer yang menurutnya perlu dilakukan kerja sama ekslusif terlebih dahulu, dikarenakan kebutuhan investasi promosi yang bisa dikatakan tinggi, dan kemudian apabila sudah dirasa memiliki positioning pasar yang tepat, dapat kemudian menjadi kerja sama non ekslusif, ungkap Nursyamsu lagi. Hal ini tentunya menjadi masukan positif untuk BISIP terutama berkaitan dengan pelaksanaan mekanisme pemanfaatan ATB.
Mengenai kendala promosi produk yang dialami Nusagri, Irma Octaria yang mewakili pengampu ATB dari BB Biogen menganjurkan untuk dilakukan promosi melalui media sosial BB Biogen dan juga melalui Pameran yang dilaksanakan secara terkoordinasi di BSIP.